24 Ogo 2011
22 Mei 2011
Makna di balik Badik Bugis
POSTED BY FAWWAZ MUGHNY ON FEBRUARY - 22 - 2011
Dimata orang Bugis, Badik atau dalam bahasa bugis disebut Kawali bukan hanya sebagai senjata untuk membela diri, namun setiap jenis badik dipercaya memiliki kekuatan sakti (gaib). Kekuatan ini dapat mempengaruhi kondisi, keadaan, dan proses kehidupan pemiliknya. Sejalan dengan itu, terdapat kepercayaan bahwa badik juga mampu menimbulkan ketenangan, kedamaian, kesejahteraan dan kemakmuran ataupun kemelaratan, kemiskinan dan penderitaan bagi yang menyimpannya.
Sejak ratusan tahun silam, badik dipandang sebagai identitas diri dari suatu kelompok etnis atau kebudayaan. Kawali orang Bugis pada umumnya memiliki bessi atau bilah yang pipih, ujung runcing dan bentuk agak melebar pada bagian ujung, disamping itu ada juga kawali dari bessi pipih dan berbentuk lurus. Kawali pun memiliki bagian-bagian, seperti pangulu (hulu), bessi (bilah) dan wanua(sarung). Seperti pada senjata tradisional lainnya, kawali juga dipercaya memiliki kekuatan sakti, baik itu yang dapat membawa keberuntungan ataupun kesialan.
Kawali Lamalomo Sugi adalah jenis badik yang mempunyai motif kaitan pada bilahnya dan dipercaya sebagai senjata yang akan memberikan kekayaan bagi pemiliknya. Sedangkan, kawali Lataring Telluyang mempunyai motif berupa tiga noktah dalam posisi tungku dipercaya akan membawa keberuntungan bagi pemiliknya berupa tidak akan kekurangan makanan dan tidak akan mengalami duka nestapa. Itulah sebabnya, badik ini paling cocok digunakan bagi mereka yang berusaha di sektor pertanian.
Kawali Lade’ nateyai memiliki pamor berupa bulatan kecil pada bagian pangkal dan guratan berjajar pada bagian matanya. Badik ini dipercaya dapat mendatangkan rezeki yang melimpah bagi pemiliknya. Badik ini memiliki kemiripan fungsi dengan Kawali Lakadang yang memiliki motif berbentuk gala pada pangkalnya.
Salah satu badik yang dipercaya sangat ideal adalah Kawali Lagemme’ Silampa yang memiliki motif berupa urat (ure‘) yang membujur dari pangkal ke ujung. Dipercaya bahwa pemilik badik tersebut senantiasa akan mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan dalam kehidupannya bersama dengan segenap kaum kerabatnya. Sedangkan untuk mendapatkan kesabaran, maka dipercaya harus memiliki Kawali Lasabbara.
Kawali Ilakkoajang adalah jenis badik yang dipercayai sebagai senjata yang mampu mendatangkan wibawa serta derajat yang tinggi.Badik ini memiliki motif guratan di seluruh tubuhnya. Sementara itu, bagi yang menginginkan kemenangan dalam setiap pertarungan hendaknya memiliki Kawali Latenriwale. Badik yang memiliki motif berupa bulatan oval pada bagian ujungnya ini dipercaya dapat membangkitkan sifat pantang mundur bagi pemiliknya dalam setiap pertempuran.
Bila dipercaya terdapat badik yang mengandung kebaikan, demikian pun sebaliknya terdapat badik yang mengandung kesialan. Kawali Lasukku Ja’na adalah badik yang dianggap amat buruk. Bagi siapapun, Kawali Latemmewa merupakan badik yang sangat tidak baik, karena dipercaya badik ini tidak dapat menjaga wibawa dan kehormatan pemiliknya. Menurut kepercayaan, pemilik badik ini tidak akan melakukan perlawanan kendati ditampar oleh orang lain.
Sejalan dengan kepercayaan tersebut, terdapat Kawali Lamalomo Malaweng Tappi’enngi yang memiliki motif berupa guratan tanda panah pada bagian pangkalnya. Dipercaya, pemilik badik ini seringkali terlibat dalam perbuatan zina. Badik ini memiliki kepercayaan yang berlawanan dengan Kawali Lamalomo Rialawengeng. Konon kabarnya pemilik badik seperti ini seringkali istrinya melakukan perzinahan dengan lelaki lain.
Apapun kekuatan sakti yang dipercaya dikandung oleh sebuah badik, badik tetaplah sebuah benda budaya yang akan meningkatkan identitas diri seseorang, terutama bagi kaum lelaki. Seperti kata orang Bugis mengenai badik “Taniya ugi narekko de’na punnai kawali” (Bukan seorang Bugis jika tidak memiliki badik).
Badik/kawali bagi masyarakat Sulawesi Selatan mempunyai kedudukan yang tinggi. Badik/kawali bukan hanya berfungsi sekedar sebagai senjata tikam, melainkan juga melambangkan status, pribadi dan karakter pembawanya. Kebiasaan membawa Badik/kawali dikalangan masyarakat terutama suku bugis dan Makassar merupakan pemandangan yang lazim ditemui sampai saat ini. Kebiasaan tersebut bukanlah mencerminkan bahwa masyarakat Sulawesi Selatan khususnya suku bugis dan makassar adalah masyarakat yang gemar berperang atau suka mencari keributan melainkan lebih menekankan pada makna simbolik yang terdapat pada Badik/kawali tersebut.
Pentingnya kedudukan Badik/kawali di kalangan masyarakat bugis dan makassar membuat masyarakat berusaha membuat/mendapatkan badik yang istimewa baik dari segi pembuatan, bahan baku, pamor maupun sisi’ (tuah) yang dipercaya dapat memberikan energi positif bagi siapa saja yang memiliki atau membawanya.
Badik/kawali yang bagus/istimewa dapat dilihat dari beberapa unsur, yakni:
a. Dari segi fisik Badik/kawali dapat dilihat:
Bahan bakunya terbuat dari besi dan baja pilihan biasanya mengandung meteorit dan ringan. Wilayah Sulawesi Selatan sejak zaman dahulu terkenal dengan besi luwu yang berkualitas tinggi.
Pamor;ragam pamor pada Badik/kawali lebih sederhana dari dari keris jawa biasanya terdiri dari jenis pamor kurrisi, laso ancale, parinring, bunga pejje, maddaung ase, kuribojo, tebajampu, timpa laja dan balo pakki.
b. Segi sisi’(tuah)/mistik antara lain:
- Uleng puleng dan battu lappa; sebenarnya merupakan kandungan meteorit. Bagi sebagian orang percaya Badik/kawali yang mempunyai ulengpuleng(kalau kecil)/battu lappa (kalau besar) akan membawa kebaikan pada pemiliknya baik berupa kemudakan rezki, karisma, maupun peningkatan karir. Posisi ulengpuleng/battulappa yang dicari adalah yang terletak dipunggung badik kira-kira berjarak 5 cm dari hulu/pangulu karena dipercaya akan memudahkan rezki dan karir. Badik/kawali yang memiliki ulengpuleng dan battulappa juga dipercaya dapat menghindari gangguan mahluk halus, sihir dan tolak bala.
- Mabelesse; adalah retakan di atas punggung Badik/kawali sehingga seakan-akan Badik/kawali tersebut akan terbelah dua. Badik seperti ini dipercaya akan memudahkan rezki bagi pemiliknya sehingga banyak dicari oleh yang berprofesi sebagai pedagang.
- Sumpang buaja; sama seperti mabelesse Cuma retakannya pada bilah dekat ujung Badik/kawali. Tuahnya sama seperti mabelesse namun yang dicari yang letaknya pada bilah sebelah kanan dekat ujung Badik/kawali.
- Ure tuo; adalah garis yang muncul pada bilah Badik/kawali. Yang dicari adalah yang tidak terputus-putus, kalau letaknya dipunggung Badik/kawali dan tidak terputus dari hulu sampai ujung tuahnya membuat sang pemilik disegani dan dituruti semua perkataannya, kalau melingkar ke atas dari bilah ke bilah sebelahnya seperti badik luwu sambang maka tuahnya untuk melindungi pemiliknya dari malapetaka dan kalau turun ke baja maka untuk memudahkan rezki.
- Tolongeng; adalah lubang pada punggung Badik/kawali yang tembus ke bawah terletak dekat hulu/pangulu sehingga kalau dilihat seakan seperti teropong. Pada zaman dahulu sebelum berangkat perang biasanya panglima perang meneropong pasukannya melalui Badik/kawali tolongeng.
- Sippa’sikadong; adalah retakan pada tengah bilah Badik/kawali dari punggung Badik/kawali. Tuahnya adalah membuat pemiliknya disenangi oleh siapa saja yang melihatnya. Pada zaman dahulu apabila ada seseorang akan melamar gadis, maka utusan dari laki-laki akan membawa Badik/kawali sippa’sikadong yang bertujuan agar memudahkan lamarannya diterima pihak perempuan
- Pamussa’; adalah upaya memperkuat daya magis Badik/kawali yang diletakan dalam hulu/pangulu Badik/kawali. Biasanya dengan menggunakan bahan-bahan tertentu tergantung akan digunakan untuk apa Badik/kawali yang akan di beri pamussa.
- Pangulu; di kalangan masyarakat bugis Bone berkembang suatu keyakinan akan kemampuan yang dimiliki sebagian orang yang mampu membuat pihak lawan tidak mampu mencabut Badik/kawali ketika akan digunakan, ilmu ini dikenal dengan istilah pakuraga/pabinrung. Pangulu yang caredo(terbelah/atau memiliki mata) secara alami dipercaya mampu mengatasi orang yang memiliki ilmu tersebut.
PAGAR/PENDINDIN-RUMAH
Pagar atau Pendinding Rumah Kaedah berikut dilakukan untuk mendinding rumah dan kawasannya juga tempat-tempat lain.
|
19 Mei 2011
18 Mei 2011
ILMU PAPPEJEPPU SEBUAH TASAWUF VERSI BUGIS
Oleh : Muh.Risani.Syam.
Jati diri suatu suku bangsa, ditentukan oleh budaya suku bangsa itu, begitu pula halnya dengan Suku Bugis. Budaya yang menjiwai orang orang Bugis, bukan hanya menyangkut, adat istiadat, atau hubungan antar sesama manusia,tapi juga hubungan manusia dengan Tuhannya. Gabungan dua kutub , yaitu hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan Tuhannya, menyatu dalam jiwa manusia Bugis sebagai perwujudan budaya,dalam kehidupan. Ada satu hal pemahaman dalam budaya mereka ketika ia berdiri pada sebuah keyakinan dengan memegang prinsip bahwa ; Seddimi Tau, Watanna mi maega artinya, Pada hakikatnya manusia hanya satu, hanya raganya yang banyak. Rupanya pemahaman inilah yang kemudian melahirkan sebuah bentuk ilmu tasawuf versi Bugis, yang disebut Ilmu Pappejeppu. Pengertian seddimi tau atau manusia hanya satu, hanya dipahami oleh orang orang yang mengenal dan yang mendalami ilmu pappejeppu, Didalam ilmu pappejeppu, dikenal bahwa dalam diri manusia, disamping raganya, juga terdapat ROH dan NYAWA, didalam ilmu Pappejeppu, dipahami bahwa ROH adalah percikan cahaya yang terpolarisasi dari Nur Ilahi, sedang NYAWA adalah seberkas percikan cahaya yang terpolarisasi dari NUR Muhammad, polarisasi kedua cahaya tersebut kemudian bersinergi, yang melahirkan letupan yang disebut NAPAS. Peranan dan manifestasi Napas inilah yang kemudian menjadi inti ajaran ilmu pappejeppu. Dari napas tersebut kemudian memancarkan lagi gelombang magnetis ke berbagai cakrawala dari segala penjuru alam pemikiran manusia, yang kemudian melahirkan cabang cabang tempat bertenggernya ilmu pengetahuan (Science), Ilmu Pappejeppu, Ilmu Mistik, dan Ilmu mantera. Khusus untuk ilmu mistik, dan ilmu mantera, semuanya tidak terlepas dari peranan napas. Walaupun hal ini nampaknya luput dari perhatian baik yang mendalami Ilmu Tasawuf atau Sufisme, ataupun ilmu pappejeppu itu sendiri. Korelasi napas yang terpolarisasi, kedalam bentuk ilmu Mistik, dan ilmu mantera, juga memberikan inspirasi, dan analisa, bahwa peranan napas pada setiap, manusia telah memberikan keyakinan prinsip seddimi Tau atau hanya satu manusia, bagi pengamal ilmu pappejeppu, hal ini oleh penulis mencoba mengungkap, pada buku ini, pada bagian lainnya. Rupanya prinsip seddimi tau atau manusia hanya satu, kurang disosialisasikan pada masyarakat umum, hal ini mungkin karena perinsip ini memilki nilai filosofi yang mendalam sehingga tidak mudah dicerna oleh orang yang tidak memahami ilmu pappejeppu. Selanjutnya bahwa Ilmu Pappejeppu ini telah dikenal dikalangan orang Bugis, jauh sebelum ajaran Islam masuk ke wilayah daerah Bugis, masuknya ajaran Islam yang, diiringi masuknya, ajaran tasawuf dari berbagai aliran Sufi, juga banyak mewarnai Ilmu Pappejeppu dalam berbagai kesamaan pandangan, namun disisi lain juga banyak perbedaannya. Ketika Ilmu Tasawuf Sufisme, menuntut manusia untuk hidup penuh kepasrahan, dan hidup Zuhud, maka orang Bugis dengan ilmu pappejepu yang dimilkinya, justru ia harus bangkit, dan berjuang, untuk melawan kepasrahan dan nasib, “ “ “(Sebagaimana Fiirman Allah SWT yang menyatakan Inna Laha La yugayirru ma bi kaomeng, hatta yugayiru ma bi anfusihim, artinya, Tidaklah berubah nasib seseorang atau kaum kecuali ia yang merubahnya,) “ hal ini guna meningkatkan kwalitas hidupnya di dunia, dan kwalitas hidup (ROH) yang ada pada dirinya ketika ia kembali ke Rahmatullah, sehingga orang orang yang memahami betul ilmu Pappejeppu, ketika ia menghadapi sakratul maut dengan berani berkata bahwa, nyawa saya tidak akan saya lepas kalau hanya suruhannya ( Malaikatul Maut) yang datang menjemput, kecuali dirinya, sama seperti ketika aku lahir ke Bumi melihat cahaya Dunia. Ilmu Pappejeppu bukanlah sebuah ilmu untuk diketahui, tapi sebuah ilmu hanya untuk dipahami. Sebagaimana pemahaman Ahli Pappejeppu, bahwa Allah SWT, ia tidak mau diketahui, hanya ia mau dipahami.
Bangkitnya orang Bugis untuk menentukan nasib ditangannya, tidak terlepas dari sebuah perinsip hidup yang menjiwai mereka yang mengatakan , Resopa temmangingngi malomo naletei pammase Dewata artinya : Hanya dengan kerja keras secara terus menerus tanpa kenal putus asa, akan mendapatkan Rachmat dari Allah SWT. Oleh karena itu ilmu Pappejeppu bagi orang Bugis bukanlah ilmu Tasawuf yang menghanyutkan manusia masuk kedalam Taqarrub untuk bertajalli, sebagai tujuan hidup, yang tidak lagi memperdulikan kehidupan disekelilingnya. Dan pandangan mereka terhadap orang orang yang hanyut dan tenggelam dalam taqarrub untuk bertajalli akan menjadikan manusia tersebut hanya menjadi beban dunia. Sebaliknya dalam ilmu pappejeppu Justru ber tajalli dalam ilmu Pappejepu bukan tujuan, tapi ia merupakan pegangan dan bekal manusia Bugis dalam menjalani kehidupan di dunia dan di akhirat kelak. Salah satu pengertian ilmu pappejeppu tidak hanya berada dalam alam gaib, yang tidak memiliki wujud realita tertentu, dan hanya dapat dihayati dan direnungkan dalam aktivitas narasi manusia, tapi juga yang tak kalah pentingnya adalah bagaimana mewujudkan sesuatu yang bermanfaat, atau sesuatu yang dapat dipetik hasilnya dari hasil Pappejeppu yang bersumber dari pemahaman interaksi antara manusia dengan Tuhannya. Perbedaan lain antara ilmu tasawuf atau Sufisme dengan ilmu Pappejepu, dimana sebelum memasuki ajaran ilmu Tasawuf atau Sufisme,terlebih dahulu seseorang harus masuk kedalam salah satu aliran Tariqat, katakanlah aliran Tariqat yang paling populer di Indonesia adalah aliran Naqsyabandiah, bahwa seseorang yang masuk kedalam aliran Tariqat ini, terlebih dahulu ia harus di bay’at, sebagai bentuk kesetiaan dan kepatuhan yang mengikat dirinya terhadap Mursyid atau syaikh, maupun terhadap aliran itu. Disamping itu dalam ajaran sufisme manusia hanya dituntun untuk melakukan berbagai bentuk dzikir, utamanya dzikir yang menyangkut IZMU JALALAH, dengan berbagai metode dan latihan. Sedang dalam menuntut ilmu Pappejeppu, NAPAS adalah merupakan mediator satu satunya seseorang dalam berinteraksi dengan Tuhannya. Begitupula hubungan antara murid dan guru tidak ada suatu keterikatan, atau terhadap mursyid maupun terhadap aliran, karena ilmu pappejeppu tidak memiliki aliran, hanya satu hal yang menjadi Sumpah seseorang murid terhadap mursyidnya adalah sang murid dilarang keras mengajarkan ilmu tersebut kepada siapapun tanpa ada izin dari mursyid. Dalam ilmu pappejeppu, sebenarnya tidak dikenal Guru dan Murid, seseorang yang mengajarkan dengan menunjukkan jalan tentang tata cara Pappejepu, hanya sebuah panggilan, untuk berbagi ilmu.
17 Mei 2011
MAYAT DALAM TANGKI AIR
Mayat seorang gadis dipercayai warganegara Indonesia ditemukan di dalam sebuah tangki air telah mencemari sumber air penduduk yang tinggal di pangsapuri HDB, Woodlands, Singapura, laporAsiaOne.
Mayat tersebut ditemukan oleh orang ramai pada pagi Isnin di tangki air Blok 686B. Menurut sumber polis, kesan darah turut terdapat di dalam tangki air sedalam dua meter itu.
Identiti mayat masih belum diketahui, namun gadis malang tersebut dipercayai berusia 20 tahun dan bekerja sebagai pembantu rumah di republik itu.
Menurut The Strait Times, seorang lelaki warganegara Bangladesh berusia 27 tahun telah ditahan berkaitan dengan kes itu. Lelaki tersebut dan mangsa dipercayai mempunyai hubungan cinta. Punca kematian masih lagi belum dikenal pasti.
P/s: Yang membuatkan saya rasa mahu termuntah apabila media mendakwa 700 orang yang tinggal di blok itu berkemungkinan minum air mayat gadis itu sebelum mayatnya dibawa keluar dari tangki air lokasi mayatnya ditemukan. Yaaahhhhhrrrkkkkk!
Abdul Kahar Muzakkar, (Pejuang Sulsel Yang Dikhianati Bangsanya Sendiri)
Dalam buku Revolusi Ketatanegaraan Indonesia, Abdul Kahar Muzakkar pernah menuliskan keterangan tentang dirinya.
“Sedjak masa ketjil saja tidak pernah ditundukkan oleh lawan-lawan saja dalam perkelahian dan sedjak dewasa saja tidak pernah mendjadi “Pak Toeroet” pendapat seseorang di luar adjaran Islam.”
Pada bukunya lain, yang berjudul Tjatatan Bathin Pedjoang Islam Revolusioner, ia kembali mempertegas siapa dirinya dengan mengeja arti namanya.
Abdul artinya hamba, Kahar artinya Tuhan yang Gagah Perkasa, sedangkan Muzakkar memiliki makna jantan. “Jadi, Abdul Kahar Muzakkar berarti: Hamba Tuhan jang bersifat djantan.”
Kira-kira begitulah watak dan kepribadian Abdul Kahar Muzakkar. Sebuah pemahaman sekaligus penyerahan diri pada nilai-nilai Islam yang ditunjukkan oleh seorang pejuang.
Kira-kira begitulah watak dan kepribadian Abdul Kahar Muzakkar. Sebuah pemahaman sekaligus penyerahan diri pada nilai-nilai Islam yang ditunjukkan oleh seorang pejuang.
Kahar Muzakkar, lahir dari keluarga Bugis berdarah panas, yang tak mengenal kata gentar dalam kamus hidupnya. Lahir 24 Maret 1921, di Kampung Lanipa, Pinrang, Sulawesi Selatan. Pada usia remaja, ia telah diminta oleh sang ayah untuk merantau menimba pengetahuan, dan
Jawa menjadi tujuannya.
Jawa menjadi tujuannya.
Di perguruan Muhammadiyah Solo, ia memintal ilmu agama. Di sini pula ia untuk pertama kali bergerak dalam gerakan Hizbul Wathon.
Kisah perjuangannya dimulai sejak Jepang memasuki Sulawesi.
Kisah perjuangannya dimulai sejak Jepang memasuki Sulawesi.
Tak seperti banyak pemuda, yang menganggap Jepang pembebas dari Timur, Kahar Muzakkar yang menolak menjadi Pak Turut tak mudah percaya. Pembelotan pertama yang ia jalani adalah menentang sikap Kerajaan Luwu yang kooperatif dengan penjajah Jepang.
Hukuman pun dijatuhkan, Kahar Muzakkar dituduh menghina kerajaan dan diganjar vonis adat ri paoppangi tana, hukuman yang memaksa ia pergi dari tanah kelahiran.
Pada periode inilah ia terjun total dalam kancah perjuangan kemerdekaan.
Ia mendirikan sebuah toko bernama Toko Luwu yang ia jadikan sebagai markas gerakannya.
Kiprah ini pula yang mengantar beberapa muda menemui Kahar Muzakkar suatu malam dan meminta ia membantu pembebasan pemuda-pemuda berjumlah 800 di Nusakambangan.
Ia mendirikan sebuah toko bernama Toko Luwu yang ia jadikan sebagai markas gerakannya.
Kiprah ini pula yang mengantar beberapa muda menemui Kahar Muzakkar suatu malam dan meminta ia membantu pembebasan pemuda-pemuda berjumlah 800 di Nusakambangan.
Pembebasan itu terjadi pada Desember 1945, dan 800 orang yang dibebaskan menjadi cikal bakal lasykar yang dibentuknya.
Lasykar yang diberinama Komandan Groep Seberang ini pula yang menjadi motor perlawanan secara militer di Sulawesi Selatan.
Lasykar yang diberinama Komandan Groep Seberang ini pula yang menjadi motor perlawanan secara militer di Sulawesi Selatan.
Tapi, dalam perjalanannya, lasykar yang dipimpinnya dipaksa bubar oleh pemerintahan Soekarno yang baru berdiri. Dengan pangkat terakhir Letnan Kolonel, ia menjadi perwira tanpa pasukan yang diterlantarkan.
Setelah itu, ia masih mencoba untuk berkiprah dengan mendirikan Partai Pantjasila Indonesia.
Setelah itu, ia masih mencoba untuk berkiprah dengan mendirikan Partai Pantjasila Indonesia.
Pada tanggal 7 Agustus 1953, ia memproklamirkan Sulawesi Selatan menjadi bagian dari Negara Islam Indonesia. Dan proklamasi ini adalah awal dari babak baru perjuangan Abdul Kahar Muzakkar. Gerakan yang diusungnya ini mendapat simpati dari rakyat, bahkan kemudian, banyak anggota TNI yang disertir, melarikan diri masuk hutan dan bergabung bersama NII Sulawesi Selatan.
Perlawanan terhadap pemerintahan Soekarno masih terus dilakukan, dan tercatat sebagai perlawanan terpanjang dalam sejarah TNI di Sulawesi.
Sebenarnya ia menaruh harapan yang sangat besar pada Soekarno. Ia berharap Soekarno mengawal Indonesia menjadi sebuah negara berdasarkan Islam, yang akan mengantarkannya pada kebesaran.
Dalam sebuah suratnya untuk Soekarno, ia mengutarakan hal tersebut.
“Bung Karno yang saja muliakan. Alangkah bahagia dan Agungnja Bangsa Kita dibawah Pimpinan Bung Karno, jika sekarang dan sekarang djuga Bung Karno sebagai Pemimpin Besar Islam, Pemimpin Besar Bangsa Indonesia, tampil ke muka menjeru Masjarakat Dunia yang sedang dipertakuti Perang Dunia III, dipertakuti kekuasaan Nuklir, kembali kedjalan damai dan perdamaian jang ditundjukkan oleh Tuhan dalam segala Adjarannja jang ada di dalam kitab sutji Al Qur’an….”
Tapi sayang, seruan Kahar Muzakkar seperti gaung di dalam sumur. Harap tak bertemu, malah petaka yang dituai. Kahar Muzakkar menjemput ajalnya di tangan tentara Divisi Siliwangi yang dikirim khusus menghabisi gerakannya.
Kematiannya semakin menambah panjang daftar para pejuang yang dikhianati oleh sejarah bangsanya sendiri
16 Mei 2011
To Wajo
Oleh : M. Farid W Makkulau
Saya pernah ke Wajo, beberapa kali. Mengenal banyak orang Wajo, bahkan pernah bekerja bersama dan dipimpin oleh Orang Wajo. Karena itu, saya cukup mengenal karakter sosial dan budaya To Wajo (Orang Wajo). Dibandingkan dengan etnis bugis lainnya, To Wajo memiliki karakteristik tersendiri yang menonjol, yaitu dalam hal pengelolaan usaha dan kepemilikan harta. Hal ini tercermin dalam ungkapan lama, “Ri werengngi pole ri Dewatae’, alebbireng koi ri Luwu, asogireng koi ri Wajo, Awaraniang koi ri Bone, Awatangeng koi ri Gowa”. (Dianugerahkan oleh Dewata, kemuliaan pada Luwu, kekayaan pada Wajo, keberanian pada Bone dan kekuatan pada Gowa).
Orang Wajo sangat ekonomis dan berjiwa perantau – pengusaha (saudagar). Komitmen mereka dalam dunia usaha didasari oleh prinsip, “massiji warang-parang temma siji balu-balu”. (bersaudara dalam hal kepemilikan harta tetapi tidak dalam hal barang jualan), pola adaptasi sosio – cultural dan strategi ekonomi didasarkan pada konsep “Tallu Cappa” (ujung lidah, ujung badik dan ujung kemaluan) yang berarti kecerdasan, keberanian dan perkawinan) serta azas “silellung sirui” (saling mengejar dan menarik) sebagai modal penting dalam membangun rivalitas konstruktif dalam berusaha.
Kebiasaan merantau (sompe) dan mengadu nasib di negeri orang yang melekat pada orang Wajo sehingga seringkali kita mendapati ungkapan yang mengatakan, “padangkang to Wajo’e” (pedagang orang Wajo) atau “Sugi’to Wajo’e adangkangeng’na napakkapong”. (kaya orang Wajo karena mengutamakan perdagangan atau berdagang). Penggambaran kebiasaan merantau orang Wajo ini, yang sekaligus mengungkap konsep “maradeka” (merdeka) bagi orang Wajo, tertuang dalam Lontaraq Sukku’na Wajo (LSW), sebagai berikut :
“Maradeka To WajoE, najajiang alena maradeka, tanaemi ata’, naia tomakketanae maradeka manengngi, ade assamaturusengnami napopuang”.
(Orang Wajo merdeka, dan terlahir dalam kondisi sudah merdeka, hanya tanahlah yang menjadi abdi, setiap mereka yang hidup diatas tanah Wajo memiliki hak kemerdekaan, dan hanya adat turun temurun yang telah disepakatilah yang dijadikan pertuan).
“Naia riasengnge maradeka, laje’ tenriatteangngi, lao maniang, lao manoran, lao alau, lao orai’. Mangnganga tange’na Wajo nassu’ ajenamato mpawai massu’. Mallaja-laja tange’na Wajo nauttama, ajenamato pattamai.”
(Yang dimaksud merdeka ialah ia bebas pergi kemana ia suka, tidak dilarang ke Selatan, Utara, Timur ataupun Barat. Pintu negeri Wajo terbuka lebar, sehingga mereka bisa meninggalkan Wajo, Mereka juga bebas memasuki Wajo kembali sekehendak kaki mereka. Orang Wajo tidak boleh dipaksa, jika mereka tidak mentaati atau melaksanakan perintah yang tak ada dasar hukumnya).
Banyak sebutan yang disematkan kepada To Wajo, ada yang menyebutnya ”bugis kapitalis”, ”orang cinanya bugis”, ”to sekke”, atau ”pabbalu”, malahan sering pula saya mendengar ungkapan, ”jaga-jagai nabaluk wekkaduako to WajoE” (berjaga dan waspadalah, jangan sampai kamu dijual dua kali oleh orang Wajo). Kesemua sebutan dan ungkapan itu tentunya berdasar pada kepandaian berdagang orang Wajo, meski tidak sepenuhnya benar, sebutan dan ungkapan ini seharusnya mendapatkan pelurusan fakta yang bersumber dari akar sejarah sosial orang Wajo. Hanya sayangnya, tidak semua orang, bahkan banyak diantara kita yang tidak lagi memahami identitas kulturalnya.
Jadi, Bagaimanakah ’Manusia Wajo’ itu sekarang ??? (***)
15 Mei 2011
portaldakwah: Islam Itu Indah Trans TV M Nur Maulana 28 April 20...
portaldakwah: Islam Itu Indah Trans TV M Nur Maulana 28 April 20...: "Narasumber : Ustadz M Nur Maulana Sumber : Trans TV Tema : Dendam Acara : Islam Itu Indah Durasi : +/- 25 menit ( 3 Bagian ) Tayang : K..."
14 Mei 2011
GURUTTA:
Aja’ laloki nengka mallupaiwi gurutta
Iyamitu nasabari Iyamitu nasabari
Narilolongeng deceng nge..
Iyami nasabari nengka paddisengetta
Mancaji suloi mancaji suloi
Rilino riahera’
Ingngerrangngi ri baiccutta
Narapi’ lettu’ battoa
Masessa natemmanging ngi
Sibawa ati sabbara’
Mammuare’gi mancaji
Tau makkeguna
(guru)
GURU KITA
Jangan sekali kali kita melupakan guru
Kerana sebab merekalah
Kita mendapat kebaikan
Kerana gurulah
Kita mendapat ilmu pengetahuan
menjadi penyuluh, menjadi penyuluh
Didunia dan akhirat
Ingatlah masa kecilmu
Sehingga kita dewasa
Bersusah payah tanpa jemu
Dengan hati yang sabar
Mudah mudahan menjadi
Manusia berguna
ARTIKEL NI WAJIB DIBACA PADA MEREKA YANG BEKERJA
Pernahkah kita fikir apa tujuan kita hidup dimuka bumi Allah ini? Kalau mengikut kitab suci Al-Quran kita disuruh membuat amal ibadat secukupnya sebagai bekal untuk menuju ke alam akhirat.
Mc bukan nak cerita mengenai Alam akhirat tapi mengenai manusia sekarang yang berkelakuan amat pelik dan tidak masuk akal.
Contohnya macam ni la.
Kita susah, Allah menyuruh kita berusaha untuk memperolehi wang dan harta bagi kesenangan hidup. Tapi apa yang sering berlaku ialah, kita berdoa kepada Allah dengan tanpa sebarang usaha. Kita berdoa untuk kesenangan di dunia dan di akhirat. Tapi apakah kita berusaha kejalan itu? Atau kita sekadar bertadah tangan dan berdoa, kemudian tanpa sebarang usaha, mengharapkan harta turun dari langit?
Itulah mentaliti manusia sekarang.
Bila susah, kerjalah sungguh-sungguh, buat cara susah, rajin bekerja, ikhlas dalam pekerjaan, ikut peraturan, Insyallah pekerja yang ikhlas akan dijaga dengan baik oleh majikannya.
Ini tidak, sudahla susah, malas bekerja, sering lewat, tak mengikut peraturan, kerja pulak bagaikan kena paksa, apakah pekerja macam ni yang majikan akan jaga dengan baik? Atau tunggu masa nak sepak keluar saja?
Bila kita susah, kita tak ada wang, kenapa tak ada wang, kerana tak ada kerja, bila tak ada wang, kita pergi minta kerja, bila dapat kerja, Insyallah akan ada imbuhan yang diberi oleh syarikat, banyak atau sikit bergantung pada kita yang bekerja.
Bila minta kerja, muka macam ikan sardin, suara merayu-rayu, mengangguk-angguk semuanya boleh, kalau boleh nak memegang lutut di tukang interview tu, supaya diberikan kerja. Tapi bila dah dapat kerja, kerja suka hati, nak datang ke taknak datang ke serupa syarikat tu bapak dia yang punya. Cuti sakit berhari-hari, lewat jangan cakap la, serupa dia bos kat syarikat tu. Lepas tu bila syarikat potong gaji, atau dapat gaji sikit, kata syarikat kejam, aniaya orang susah macam dia, sebenarnya siapa yang cari susah, syarikat atau dia?
Kita sering berharap dapat gaji besar bila bekerja. Atau bila bekerja pula, kita berharap untuk kenaikkan gaji dengan cepat dan besar. Tapi tiba-tiba bila ada kenaikkan gaji, gaji kita tidak dinaikkan, kenapa?
Kerana syarikat ingat kita dah cukup makan dan pakai, yelah.. syarikat beri gaji rm1000 contoh la ye, tambahan elaun untuk kedatangan rm100. Kalau lewat (lebih daripada dua kali) atau ponteng kerja, syarikat akan potong elaun kedatangan tu. Sepatutnya kalau kita dah susah, jaga la kerja elok-elok jangan kasi elaun rm100 tu kena potong. Rm100 tu banyak, boleh buat macam-macam.
Tapi pekerja yang kata dia susah ni, setiap bulan tak pernah dapat elaun kedatangan, malah gaji pun sering ditolak kerana ponteng dan lewat. Apakah pekerja sebegini akan dapat kenaikkan gaji? Syarikat nak naikkan berapa? rm50? Tak payah la sebab rm100 pun dia tak jaga, inikah pula rm50 pasti dia akan buat tak layan. Jadi siapa yang rugi? Kita atau syarikat?
Sepatutnya bila dah susah, rajin la usaha, kerja elok-elok, jaga gaji jangan bagi kena potong. Bila ada 'overtime' itu rezeki, jangan tolak, sapu aje. Kalau pemalas bila nak senang? Kalau mak bapak kaya tu lain la cerita, tapi kalau memang kita dilahirkan biasa-biasa aje, macam mana nak senang kalau tak berusaha?
Jaga kerja elok-elok, kerja rajin-rajin. Senang atau susah, kita usaha sendiri. Minta dipermudahkan kesenangan dan tambah rezeki kepada kita, tapi diselangi dengan usaha baru betul. Ini berdoa bagai nak rak, siap nangis-nangis tapi, lepas sembahyang tidur sampai ke petang, mana duit nak datang. Apa raaa.. Bila susah, salahkan kerajaan, tak bagi itu, tak bagi ini, barang ini naik, barang itu naik.
Kerajaan hanya buat yang terbaik untuk rakyatnya, kita pula perlu berusaha memastikan keadaan kita sentiasa dalam keadaan terbaik semasa bekerja. Kerajaan cari pendapatannya, kita cari pendapatan kita.
Susah atau senang, Allah yang tentukan, tapi Allah dah janji, siapa yang usaha dia akan berjaya. Allah tak akan mungkiri janji, seperti mana kita manusia. Jadi kalau kita susah, balik tengok cermin, tenung diri sendiri kenapa kita susah, adakah disebabkan orang, atau disebabkan salah sendiri?
Mc bukan nak cerita mengenai Alam akhirat tapi mengenai manusia sekarang yang berkelakuan amat pelik dan tidak masuk akal.
Contohnya macam ni la.
Kita susah, Allah menyuruh kita berusaha untuk memperolehi wang dan harta bagi kesenangan hidup. Tapi apa yang sering berlaku ialah, kita berdoa kepada Allah dengan tanpa sebarang usaha. Kita berdoa untuk kesenangan di dunia dan di akhirat. Tapi apakah kita berusaha kejalan itu? Atau kita sekadar bertadah tangan dan berdoa, kemudian tanpa sebarang usaha, mengharapkan harta turun dari langit?
Itulah mentaliti manusia sekarang.
Bila susah, kerjalah sungguh-sungguh, buat cara susah, rajin bekerja, ikhlas dalam pekerjaan, ikut peraturan, Insyallah pekerja yang ikhlas akan dijaga dengan baik oleh majikannya.
Ini tidak, sudahla susah, malas bekerja, sering lewat, tak mengikut peraturan, kerja pulak bagaikan kena paksa, apakah pekerja macam ni yang majikan akan jaga dengan baik? Atau tunggu masa nak sepak keluar saja?
Bila kita susah, kita tak ada wang, kenapa tak ada wang, kerana tak ada kerja, bila tak ada wang, kita pergi minta kerja, bila dapat kerja, Insyallah akan ada imbuhan yang diberi oleh syarikat, banyak atau sikit bergantung pada kita yang bekerja.
Bila minta kerja, muka macam ikan sardin, suara merayu-rayu, mengangguk-angguk semuanya boleh, kalau boleh nak memegang lutut di tukang interview tu, supaya diberikan kerja. Tapi bila dah dapat kerja, kerja suka hati, nak datang ke taknak datang ke serupa syarikat tu bapak dia yang punya. Cuti sakit berhari-hari, lewat jangan cakap la, serupa dia bos kat syarikat tu. Lepas tu bila syarikat potong gaji, atau dapat gaji sikit, kata syarikat kejam, aniaya orang susah macam dia, sebenarnya siapa yang cari susah, syarikat atau dia?
Kita sering berharap dapat gaji besar bila bekerja. Atau bila bekerja pula, kita berharap untuk kenaikkan gaji dengan cepat dan besar. Tapi tiba-tiba bila ada kenaikkan gaji, gaji kita tidak dinaikkan, kenapa?
Kerana syarikat ingat kita dah cukup makan dan pakai, yelah.. syarikat beri gaji rm1000 contoh la ye, tambahan elaun untuk kedatangan rm100. Kalau lewat (lebih daripada dua kali) atau ponteng kerja, syarikat akan potong elaun kedatangan tu. Sepatutnya kalau kita dah susah, jaga la kerja elok-elok jangan kasi elaun rm100 tu kena potong. Rm100 tu banyak, boleh buat macam-macam.
Tapi pekerja yang kata dia susah ni, setiap bulan tak pernah dapat elaun kedatangan, malah gaji pun sering ditolak kerana ponteng dan lewat. Apakah pekerja sebegini akan dapat kenaikkan gaji? Syarikat nak naikkan berapa? rm50? Tak payah la sebab rm100 pun dia tak jaga, inikah pula rm50 pasti dia akan buat tak layan. Jadi siapa yang rugi? Kita atau syarikat?
Sepatutnya bila dah susah, rajin la usaha, kerja elok-elok, jaga gaji jangan bagi kena potong. Bila ada 'overtime' itu rezeki, jangan tolak, sapu aje. Kalau pemalas bila nak senang? Kalau mak bapak kaya tu lain la cerita, tapi kalau memang kita dilahirkan biasa-biasa aje, macam mana nak senang kalau tak berusaha?
Jaga kerja elok-elok, kerja rajin-rajin. Senang atau susah, kita usaha sendiri. Minta dipermudahkan kesenangan dan tambah rezeki kepada kita, tapi diselangi dengan usaha baru betul. Ini berdoa bagai nak rak, siap nangis-nangis tapi, lepas sembahyang tidur sampai ke petang, mana duit nak datang. Apa raaa.. Bila susah, salahkan kerajaan, tak bagi itu, tak bagi ini, barang ini naik, barang itu naik.
Kerajaan hanya buat yang terbaik untuk rakyatnya, kita pula perlu berusaha memastikan keadaan kita sentiasa dalam keadaan terbaik semasa bekerja. Kerajaan cari pendapatannya, kita cari pendapatan kita.
Susah atau senang, Allah yang tentukan, tapi Allah dah janji, siapa yang usaha dia akan berjaya. Allah tak akan mungkiri janji, seperti mana kita manusia. Jadi kalau kita susah, balik tengok cermin, tenung diri sendiri kenapa kita susah, adakah disebabkan orang, atau disebabkan salah sendiri?
NOH tak HUJAN: SOAL-SIASAT OLEH POLIS SELEPAS DITANGKAP 9/9
NOH tak HUJAN: SOAL-SIASAT OLEH POLIS SELEPAS DITANGKAP 9/9: "9. SOAL-SIASAT OLEH POLIS SELEPAS DITANGKAP 9.1 Kenal pasti Pegawai Polis yang menyoal siasat anda - Ambil perhatian nama/pangkat Pegawai..."
NOH tak HUJAN: PEMERIKSAAN BADAN SELEPAS TANGKAPAN BERLAKU 8/9
NOH tak HUJAN: PEMERIKSAAN BADAN SELEPAS TANGKAPAN BERLAKU 8/9: "8. PEMERIKSAAN BADAN SELEPAS TANGKAPAN BERLAKU 8.1 Bila Polis boleh berbuat demikian - Polis secara munasabah mengesyaki bahawa anda mem..."
NOH tak HUJAN: PEMERIKSAAN BADAN TANPA TANGKAPAN 7/9
NOH tak HUJAN: PEMERIKSAAN BADAN TANPA TANGKAPAN 7/9: "7. PEMERIKSAAN BADAN TANPA TANGKAPAN 7.1 Bilakah ianya boleh dilakukanJika anda berada di satu-satu tempat (contohnya: disko/karaoke/pusa..."
NOH tak HUJAN: PERINTAH REMAN OLEH MAJISTRET SELEPAS 24 JAM 6/9
NOH tak HUJAN: PERINTAH REMAN OLEH MAJISTRET SELEPAS 24 JAM 6/9: "6. PERINTAH REMAN OLEH MAJISTRET SELEPAS 24 JAM 6.1 Siapakah Majistret? Majistret ialah seorang pegawai kehakiman yang mempunyai kuasa u..."
NOH tak HUJAN: HAK ANDA SELEPAS DITANGKAP DAN SEMASA DALAM TAHANA...
NOH tak HUJAN: HAK ANDA SELEPAS DITANGKAP DAN SEMASA DALAM TAHANA...: "5. HAK ANDA SELEPAS DITANGKAP DAN SEMASA DALAM TAHANAN 5.1 Hak untuk berunding dengan seorang peguamSebaik sahaja anda meminta kehadiran..."
NOH tak HUJAN: “Mengapa saya ditangkap?" 4/9
NOH tak HUJAN: “Mengapa saya ditangkap?" 4/9: "4. POLIS MENANGKAP ANDA 4.1 Tanya: “Mengapa saya ditangkap?” Sesuatu tangkapan menjadi tidak sah jika anda tidak diberitahu alasan tangk..."
NOH tak HUJAN: SOAL SIASAT OLEH PIHAK POLIS TANPA TANGKAPAN 3/9
NOH tak HUJAN: SOAL SIASAT OLEH PIHAK POLIS TANPA TANGKAPAN 3/9: "3. SOAL SIASAT OLEH PIHAK POLIS TANPA TANGKAPAN 3.1 Pernyataan 112: Semasa pihak Polis sedang menjalankan siasatan berhubung sesuatu kes ..."
NOH tak HUJAN: POLIS MENYOAL SIASAT ANDA SEMASA DIBERHENTIKAN 2/9...
NOH tak HUJAN: POLIS MENYOAL SIASAT ANDA SEMASA DIBERHENTIKAN 2/9...: "2. POLIS MENYOAL SIASAT ANDA SEMASA DIBERHENTIKAN 2.1 PengenaIan DiriHanya berikan nama, nombor kad pengenalan dan alamat anda. 2.2 Poli..."
NOH tak HUJAN: POLIS MENYOAL SIASAT ANDA SEMASA DIBERHENTIKAN 2/9...
NOH tak HUJAN: POLIS MENYOAL SIASAT ANDA SEMASA DIBERHENTIKAN 2/9...: "2. POLIS MENYOAL SIASAT ANDA SEMASA DIBERHENTIKAN 2.1 PengenaIan DiriHanya berikan nama, nombor kad pengenalan dan alamat anda. 2.2 Poli..."
NOH tak HUJAN: KETAHUI HAK ANDA KETIKA DITAHAN POLIS 1/9
NOH tak HUJAN: KETAHUI HAK ANDA KETIKA DITAHAN POLIS 1/9: "Ketahui Hak Anda Ketika Di Tahan Oleh Pihak Polis Akhir-akhir ni banyak tersebar di Facebook ,Youtube ,forum-forum mengenai video seoran..."
12 Mei 2011
Terjemahan Surah Al Fatihah dalam bahasa Bugis.
1. Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani.
- Nasa ba' asengna Puang Allah Ta'ala iyya mesero mabbere na masero makkamase.
2. Segala puji tertentu bagi Allah, Tuhan yang memelihara dan mentadbirkan sekalian alam.
- Idi'mi Puang Onrong sininna rampe rampe madeceng (akkasiwiangnge)
3. Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani
- Puang Masero Pamasei na Masero Mabbere
4. Yang Menguasai pemerintahan hari Pembalasan (hari Akhirat)
- Puang makkatenniwi Esso Ri Monri (Esso Pamale')
5. Engkaulah sahaja (Ya Allah) Yang kami sembah, dan kepada Engkaulah sahaja kami memohon pertolongan.
- Idi'mi Puang Ri Sompa na Idi'mi U wonroi mellau Tulung
6. Tunjukilah kami jalan yang lurus.
- E' Puang, Jellokengnga' Laleng MalempuE
7. Iaitu jalan orang-orang yang Engkau telah kurniakan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) orang-orang yang Engkau telah murkai, dan bukan pula (jalan) orang-orang yang sesat.
- Iyyanaritu Laleng patujue, laleng To Riamesie, tani laleng Mu bacciE na taniato laleng mappakabiling mpilingE.
Terjemahan bahasa Bugis oleh sdra La Tulu.
11 Mei 2011
Wali Tujuh dari Tanah Bugis
Wali Tujuh dari Tanah Bugis
1)Syekh Yusuf (Toanta Salamaka), 2) Petta Lasinrang (Petta Lolo), 3). Arung Palakka (Petta to malampe'e gemmena), 4) KH. Harun, 5) Pettabarang, 6) Imam Lapeo, 7) Dt. Sangkala
Syekh Yusuf (Toanta Salamaka) Seorang Penyebar agama islam dari Tanah Mekkah sampai Banten, Petta Lasinrang Seorang Raja dari Tanah Pinrang yang arif nan bijak sana dan gencar menyebarkan agama islam. yang terpenting Beliau Pemberani, Arung Palakka. KH. Harun : Beliau berasal dari Kerajaan Tallo, Petta Barang atau Petta To Risappae konon beliau mallajang diatas kudanya dan penunggu kudanya hingga sekarang masih ada. beliau adalah keturunan raja Barru yang kuat akan agama, Imam Lapeo : seorang imam di Desa Lapeo yang sederhana dan menyebarkan agama Islam sampai ketanah Bugis. sering memperlihatkan mukjisat dari Sang Kuasa, Dt. Sangkala :Hingga saat ini belum ada info detail tentangnya. Merekalah ke tujuh wali yang diyakini oleh Masyarakat di Tana Bugis .
Selain itu terdapat beberapa wali lagi yang di yakini oleh masyarakat Indonesia yakni Wali songo, dan Wali Pitu yang berada di Bali yakni 1) Mas Sepuh Raden Raden Amangkuningrat di Kabupaten Badung), 2)Chabib Umar Bin Maulana Yusuf Al Magribi di Tabanan, 3) Chabib Ali Bin abu Bakar Bin Umar Bin Abu Bakar Al Khamid di Klungkung, 4) Chabib Ali Zaebal Abidin Al Idrus di Karangasem, 5) Syech Maulana Yusuf Al Baghdi Al Magribi di Karangasem, 6) The Kwan Lie di Buleleng, dan 7) Chabib Ali Bin Umar Bin Abu Bakar Bafaqih di Jembrana.Seorang Raja Bone yang bisa membebaskan Masyarakat Bone dari penindasan kerajaan Gowa dan beliau di Juluki Sang Pembebas dengan gelar Pahlawan Kemanusiaan.
Mungkin menjadi pertanyaan, bahwa apakah masyarakat Tana Bugis telah memahaminya ? kalaupun belum, mungkin di sebabkan karena kurangnya publikasi akan wali pitue selama ini ataukan memang mereka baru tahu kalau memang kebudayaan kita juga memiliki Wali Pitue ?
(Sumber : http://portalbugis.wordpress.com)
Langgan:
Catatan (Atom)